Sejarah Quran

Turunnya Al-Qur'an

Kisah pewahyuan Al-Qur'an dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah ﷺ, menjadi fondasi perjalanan keilmuan para sahabat, tabi'in, hingga tersebar ke Nusantara.

Garis Besar Wahyu

  • Dimulai dengan wahyu pertama di Gua Hira, Surah al-Alaq ayat 1-5, ketika Malaikat Jibril menyampaikan perintah "Iqra".
  • Wahyu berlanjut selama 23 tahun: 13 tahun di Makkah (ayat Makkiyah) dan 10 tahun di Madinah (ayat Madaniyah).
  • Rasulullah ﷺ menerima, menghafal, menjelaskan makna, dan memerintahkan penulisan wahyu kepada para katib (penulis) seperti Zaid bin Tsabit.
  • Para sahabat utama seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Ibn Mas'ud, dan Ubay bin Ka'ab menjadi mata rantai sanad bacaan dan hafalan.

Kodifikasi Mushaf

  • Masa Abu Bakar ash-Shiddiq: pengumpulan lembaran wahyu setelah Perang Yamamah dipimpin Zaid bin Tsabit.
  • Masa Utsman bin Affan: penyeragaman rasm (penulisan) dan pengiriman mushaf resmi ke berbagai wilayah untuk menjaga kesatuan qira'ah.
  • Tradisi talaqqi (belajar langsung) diteruskan hingga para imam qira'ah dan para ulama di Nusantara yang mengajarkannya di pesantren.

Jejak di Nusantara

  • Datang bersama para wali dan ulama yang membawa sanad bacaan dan tafsir, mengajarkannya di surau, langgar, dan pesantren.
  • Hafidz dan qori lokal meneruskan tradisi tahfidz, qira'ah, dan tafsir, menjadi bekal dakwah dan pendidikan generasi berikutnya.
  • Pesantren modern menjaga metode talaqqi, muraja'ah, dan khataman agar sanad bacaan Al-Qur'an tetap bersambung hingga Rasulullah ﷺ.

Al-Qur'an adalah pusat ilmu kami; semua kajian kitab turats di pesantren bersandar pada cahaya wahyu ini.